Jelok
Sebutan desa wisata memang pantas disandang untuk Desa Jelok. Terletak di Kecamatan Pathuk Kabupaten Gungungkidul memberikan kesan yang alami. Perwujudan kehidupan peradaban desa Jawa yang agraris dan kental akan nilai kearifan lokal. Pengalaman jelajah di Jelok dimulai dari area Parkir Desa Wisata. Kita harus memarkir kendaraan roda empat di seberang jembatan. Sekitar 100 meter menuju Rumah Makan, menyeberang sungai Oya menggunakan jembatan. Dari sini sudah mulai terasa sensasinya, yaitu menyebrangi jembatan dengan dasar jembatan terbuat dari kayu. Desa wisata yang terletak di sebelah timur dan dapat ditempuh kurang lebih 30 menit dari pusat kota Yogyakarta ini dikelola oleh masyarakat setempat, baik dari komponen pemuda hingga ibu-ibu berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi di desa ini. Mulai dari manejer yang mengelola Rumah Makan hingga instruktur outbond di desa ini.
Desa Wisata Jelok menawarkan beberapa fasilitas mulai dari Live In, Outbond, River Tubing, Restaurant hingga kegiatan adat seperti Kenduri. Kemasan paket dan fasilitas tersebut dalam rangka memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan atau pengunjung Jelok. Selain itu, Kemasan paket wisata tersebut juga membawa misi edukasi pengetahuan. Baik pengetahuan alam berupa tarian, hasil bumi maupun kesenian alat tradisional . Jika tamu mengambil paket Live In Jelok maka selama kurang lebih 2 Hari 1 Malam akan mendapatkan pengalaman baru yaitu tidur di rumah tradisional jawa. Ada pengalaman lain juga, yaitu bergabung dan berbaur dengan warga setempat untuk belajar menabuh Gamelan (red:alat musik Jawa) dan juga menari.
Tatanan koridor menuju area restauran sangat cantik oleh payung dan lampu taman, dipadu dengan suasana desa yaitu area persawahan yang sejuk. Mengapa disebut dengan area, karena rumah makan di Jelok ini mengusung konsep alami semi outdoor dengan ruang makan dibuat seperti bangunan kandang sapi dan Rumah Joglo serta Limasan khas Jawa yang tersebar di sebuah tanah lapang. Pintu menuju ruang Lobby sengaja terbuat dari bekas pintu rumah khas Jawa sehingga tamu yang datang harus merunduk untuk masuk ruang selanjutnya. Hal ini mengandung nilai bahwa memasuki rumah haruslah memberikan salam terlebih dahulu sebagai tanda penghormatan terhadap sang pemilik Rumah. Rumah makan ini semakin cerdas dengan kolaborasi modernitas yaitu kelengkapan spot foto bernuansa tradisional Jawa. Terlihat beberapa sudut terdapat becak, sepeda atau ruang tamu kecil dengan hiasan tempo dulu dipajang sebagai ornamen.
Makan terkadang tidak hanya soal mengisi perut, tetapi mengikuti trend mencoba makanan tradisional dan terdengar unik dari segi nama makanan. Rumah Makan jelok menawarkan menu Gudeg Sinuwun. Gudeg adalah makanan khas Jogja yang legendaris. Biasanya bahan utamanya adalah nangka muda. Tetapi Jelok memberikan perbedaan pada gudegnya yaitu terbuat dari jantung pisang. Menu andalan ini dibandrol sekitar Rp35.000,- per orang, tentu dengan kelengkapan menu khas Desa lain seperti tahu dan tempe bacem. Suasana di Rumah makan jelok tidak hanya mendukung untuk wisatawan yang merindukan nuansa alami tapi cocok juga untuk pertemuan dengan kapasitas 30-50 orang.
Sumber: Jogjakartour.com