Watu Lumbung
Watu Lumbung adalah salah satu destinasi wisata di Yogyakarta yang masih dalam proses penyempurnaan. Fasilitas dan aktifitas wisata yang ada di sana masih terus dikembangkan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk wisatawan dengan minat khusus bisa tetap mengunjungi dan belajar di kampung wisata edukasi watu Lumbung. Kampung Wisata yang terletak di perbatasan antara Kecamatan Kretek dan Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul ini menawarkan konsep yang sangat berbeda dengan tempat atau destinasi wisata lain di Yogyakarta.
Konsep yang ditawarkan di sana tidak seperti destinasi wisata lain yaitu dinamisme Watu Lumbung karena memang masih dalam poroses penyelesaian makan tamu yang datang justru diminta untuk bersedia menjadi bagian yang berkontribusi, misalnya konsep “one book one visitor” artinya bagi pengunjung destinasi wisata Watu Lumbung ini harus membawa buku yang sudah pernah di baca atau sudah pernah diambil manfaatnya untuk ditinggalkan di Watu Lumbung sebagai bahan bacaan bagi pengunjung lain. Pengunjung diajak membuka diri untuk bersedia membagikan sesuatu yang dimilikinya untuk orang lain.
Pengunjung yang datang di sini harus membawa sebuah buku, atau bagi yang tidak membawa buku harus mengganti dengan membaca puisi atau menuliskan dan meneriakkan cita-citanya. Rule-rule ini diberlakukan untuk memberikan pengertian keterbukaan antar sesama teman, tujuanya adalah jika pengunjung tersebut sudah berteman lama maka mereka akan tahu apa saja cita-cita dari temannya yang lain, dengan demikian akan terjadi saling kemengertian antar mereka. Menariknya sekali karena setiap aturan yang diberlakukan di destinasi wisata watu lumbung ini memuat nilai-nilai luhur yang secara bijak disampaikan oleh mbah Boy sehingga pengetahuan yang ditransfer akan mudah dicerna.
Pengunjung yang menginginkan makan siang khas destinasi wisata Watu Lumbung misalnya seperti Sego Degan (Nasi Kelapa Muda) dengan kelengkapannya maka satu kelapa dapat di sajikan untuk tiga sampai lima orang, bahkan jika pengunjung destinasi wisata Kampung Edukasi tersebut adalah group keluarga maka anak-anak yang akan mempersiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya dengan menu segi degan yang disajikan dalam sebuah tambir atau tampah.
Maka tidaklah terlalu berlebihan jika Kawasan wisata Kampung Edukasi Watu Lumbung yang terletak di atas bukit rimbun ini disebut Kampung Edukasi yang antimainstream. Kawasan yang berada di atas bukit dan dari sana kita dapat melihat garis pantai Selatan Yogyakarta, di sinilah ditanamkan harapan-harapan yang digagas oleh mbah Boy sebagai pengelola kawasan konservasi alam ini.
Beberapa program di Watu Lumbung :
Ngenger
Menghabiskan waktu selama 24 jam untuk belajar hidup dengan target memahami potensi diri dengan referensi alam dan lingkungannya yang sederhana. Fasilitas peserta dapat tinggal di tenda atau Homestay.
Memuliakan Tanaman
Program ini dapat diikuti oleh perseorangan atau keluarga. Fasilitas mencari potensi tanaman di Hutan Rakyat untuk dimuliakan di Kampung Edukasi Watu Lumbung. Pohon tersebut diamati dan digali potensinya dan akan didonasikan ke sekolah/sosial event setelah dipanen. Target : peserta mengerti potensi dirinya dengan parameter potensi alam.
Melepas Liarkan Burung
Program yang diinisiasi Kampung Edukasi Watu Lumgung dan Paguyuban JB 77 DE BRITO diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat di lingkungan Kampung Edukasi Watu Lumbung untuk pemberdayaan lingkungan. Dua tahun setelah program ini berjalan ada habitat habitat burung yang baru-baru ini ditemukan oleh masyarakat sekitar.
Bagi para pengunjung yang melakukan activity maka akan mendapatkan reward untuk menyecap makanan khas destinasi wisata Kampung Edukasi Watu Lumbung. Diantaranya adalah Wedang Sereh sebagai welcome drink. Pengunjung Kampung Edukasi Watu Lumbung mengawali acktifitasnya dengan sharing tentang Watu Lumbung sambil menikmati suguhan minuman wedang sereh hangat sebagai welcome drink. Sereh yang dipakai tentu hasil panen destinasi wisata Kampung Edukasi Watu Lumbung.
Sego Degan makanan yang wajib dicoba. Tentu dengan ubo rampe/pelengkap lainnya yaitu Teri, Tempe Goreng, sayur Asem, sambel Terong dan Air Kendi. Kita benar-benar diajak menikmati segala macam makanan unik, diolah dengan bahan bakar kayu dan tanpa penyedap rasa. Uniknya toping untuk sego degan bisa direquest telur ceplok atau udang. Semua menu makan ala Watu Lumbung ini disajikan dalam tambir/Tampah. Jangan aneh untuk rombongan keluarga anak-anaklah yang bertugas menyiapkan makanan tersebut.
Harapannya destinasi yang konservatif dan terus berupaya untuk mewujudkan harapan menjadi Kampung Edukasi yang selalu dapat berbagi pengetahuan ini akan terus melaju, mewakili beragam potensi pengetahuan yang khas Indonesia.
Sumber: Jogjakartour.com